Badung – Hari ulang tahun ke-VI Yayasan Dalem Gedong Ratih yang berlokasi di Banjar Anyar, Desa Mambal, Badung dirayakan dengan suasana meriah dan penuh makna. Rangkaian kegiatan diisi dengan pewintenan, pecaruan, penyerahan sembako pada serati dan pemangku Tri Kahyangan, penebaran benih ikan serta hiburan bondres.
“Kegiatan ulang tahun selalu kami gelar untuk. Sebagai momentum peringatan dan mempererat hubungan di keluarga besar Yayasan Dalem Gedong Ratih,” kata Ketua Yayasan Dalem Gedong Ratih Dr. I Ketut Dharma Kresna Wijaya pada Rabu, (26/11).
Ia menyebutkan, kegiatan ulang tahun yayasan tahun ini mulai dengan pelaksanaan pewintenan pada umat seperti Pewintenan Sari, Saraswati, Serati, Usada, Tukang/Undagi dan Dasa Guna. “Pewintenan ini gratis. Kami tetap berkomitmen, mekarya lan meyadnya,” ujarnya.

Pelaksanaan upacara Pewintenan.
Selain itu, Guru Ketut juga menyebutkan, ke depan Yayasan Dalem Gedong Ratih tetap berkomitmen ngayah untuk Umat Hindu tidak hanya di Bali tapi seluruh dunia, pengembangan yayasan dengan membuat galeri terpadu.
“Karena pada ritual Pewacakan sudah banyak dari wisatawan mancanegara. Mereka tertarik untuk mengetahui jalan hidup serta karmanya. Kami akan lakukan pengembangan pada yayasan,” ujarnya.
Yayasan Dalem Gedong Ratih rutin menggelar prosesi Metebas Gering dan Mebayuh Oton. Upacara ritual Metebas Gering dan Mebayuh Oton dipuput oleh Ida Begawan Wiweka Dharma Tarukan dari Griya Tegal Pantunan Monang-Maning, Denpasar serta mangku Tri Khayangan, Banjar Uma Anyar, Desa Mambal.Metebas Gering dan Mebayuh Oton rutin digelar setiap 15 hari sekali pada Kajeng Kliwon.
Sebelum umat melaksanakan ritual Metebas Gering dan Mebayuh Oton akan dilakukan Pewacakan atau ramalan sifat bawaan secara astrologi. “Pewacakan yang terus kami laksanakan. Ini menurut hari kelahiran yang mencakup wuku dan wewaran,” ujarnya.
Pewacakan penting dilakukan untuk memahami watak dan karakter serta hal-hal yang baik atau tidak dilakukan di masa depan. Setelah mendapatkan hasil Pewacakan ini dicarikan momen untuk menetralisir derita bawaan sejak lahir tersebut dengan upacara Metebas Gering dan Mebayuh Oton.
“Metebas Gering dan Mabayuh Oton untuk pengruwatan dari pengaruh kelahiran dan karma phala yang buruk,” terangnya.
Selain itu, setiap orang yang lahir ke dunia memiliki hutang dan karma yang masih melekat sehingga perlu dilakukan upacara Metebas Gering dan Mebayuh Oton. “Ritual ini juga akan mengurangi pengaruh Sad Ripu atau sifat-sifat keraksasaan yang dibawa sejak lahir,” ujar Guru Ketut. (Ar/CB.1)



