Denpasar – Seorang buruh proyek berinisial R, 27 tahun nyaris mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap rumah lantai dua di kawasan Jalan Sulatri, Perumahan Lobong Indah, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur, Sabtu (7/6). Aksi nekat ini diduga kuat dipicu oleh tekanan mental yang dialami korban, hanya tiga hari setelah mulai bekerja di proyek bangunan yang terletak tak jauh dari lokasi kejadian.
R disebut mengalami depresi dan ketakutan berlebihan terhadap keramaian. Ia memanjat atap rumah dan berdiri di tepi dak dengan kondisi emosional yang labil, memicu kepanikan warga sekitar.
Beruntung, laporan cepat warga direspons oleh Polsek Denpasar Timur (Dentim). Perwira Pengawas Polsek Dentim, Iptu I Nyoman Kuasa bersama personel gabungan dari Satpol PP, Damkar, dan BPBD Kota Denpasar segera turun ke lokasi. Proses evakuasi juga melibatkan partisipasi aktif Kepala Dusun Banjar Merangi serta warga sekitar.
Tim gabungan menggunakan pendekatan persuasif dan humanis untuk membujuk R agar turun dengan selamat. Setelah upaya yang cukup intens, korban akhirnya berhasil dievakuasi tanpa luka.
“Keselamatan jiwa adalah prioritas kami. Sesuai arahan Bapak Kapolsek Dentim Kompol I Ketut Tomiyasa, kami berupaya memahami kondisi psikologis korban dan menangani dengan pendekatan yang tidak memicu tekanan tambahan,” kata Iptu Kuasa.
Setelah berhasil ditenangkan, R kemudian diserahkan kepada petugas Satpol PP Kota Denpasar untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa masalah kesehatan mental, terutama pada pekerja sektor informal seperti buruh proyek, masih sering terabaikan. Tekanan hidup, lingkungan kerja yang asing, dan kurangnya dukungan psikososial kerap membuat para pekerja rentan mengalami gangguan kejiwaan.
Pihak berwenang berharap insiden ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya dukungan mental dan perhatian terhadap kesejahteraan emosional para pekerja, khususnya yang merantau dan tidak memiliki keluarga dekat di sekitarnya. (An/CB.3)