Tabanan – Puluhan tahun mengabdi di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tabanan, I Made Sugiarta resmi menutup lembaran panjang pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pria yang mengawali karir di Kelurahan Denbantas, Kecamatan Tabanan ini purnabakti pada akhir Juli 2025 dari jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris DPRD Kabupaten Tabanan.
Selama lebih dari tiga dekade, Sugiarta dikenal sebagai birokrat yang tidak hanya andal dalam pekerjaan, tetapi juga membawa suasana hangat dengan sikap yang humoris dan rendah hati. Ia adalah tipe pemimpin yang bisa bercanda meski situasi tengah serius bahkan “gawat”.
“Beliau sosoknya ramah. Mengutamakan pendekatan persuasif dan tidak terlalu kaku,” ujar Sekretaris Kecamatan Kerambitan yang merupakan mantan bawahannya, Made Jata.
Selain itu, Made Sugiarta sambung Made Jata merupakan sosok pemimpin yang selalu bisa memberikan bimbingan. Karena lebih pada pendekatan persuasif, sehingga hubungan tidak hanya terjadi saat kerja di kantor saja. “Bagi saya sudah seperti orangtua. Meski tidak di kantor, komunikasi selalu terjalin dengan “enak”,” ujarnya.
Memiliki pola kepemimpinan yang dekat dengan bawahan, merupakan kelebihan sekaligus kekurangan. Made Jata mengungkapkan, hal ini kadang sering dimanfaatkan oleh rekan kerja hingga bawahannya.
“Tapi, beliau tidak akan melepas anak buahnya jika melakukan kesalahan. Akan terus dibina dan diajak komunikasi hingga kita akan malu sendiri dan menjadi berubah,” ujarnya.
Dengan kemampuan komunikasi ini, sehingga urusan di DPRD terkait dengan persoalan birokrasi dan politik bisa ditangani dengan luwes oleh bapak tiga anak ini. “Makanya hubungan antar lembaga maupun personalnya jadi lebih cair,” kata Made Jata.
Karier Sugiarta dimulai sejak 1993 di Kelurahan Denbantas. Setelahnya sebagai staf Sekretariat DPRD Tabanan. Sempat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tabanan, hingga kembali ke Sanggulan.. Sempat menapaki berbagai posisi penting mulai dari Kasubag Humas, Protokol dan Perjalanan Dinas, hingga menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Tabanan.
Puncak pengabdiannya, saat ia dipercaya menjabat sebagai Sekwan selama delapan tahun terakhir. Di posisi strategis inilah Sugiarta menunjukkan kepiawaian sebagai jembatan komunikasi antara legislatif dan eksekutif. Ia menjaga ritme kelembagaan tetap kondusif, sambil merawat hubungan kerja yang hangat antar-pegawai.
Tak hanya dikenal di kalangan internal, sosok Sugiarta juga begitu akrab di mata awak media. Wartawan senior Tabanan, Chairul Amri Simabur mengungkapkan kesannya selama berinteraksi dengan Sugiarta.
“Pak De Sugi itu selalu terbuka terhadap wartawan. Tidak pernah menghindar saat dikonfirmasi. Bisa jawablah. Kadang menyelipkan candaan yang membuat suasana santai,” ujar wartawan yang akrab disapa Kocong ini.
Meski berada di posisi pimpinan, Sugiarta tetap tampil apa adanya. Tidak pernah menjaga jarak, tidak kaku, dan sangat mudah didekati. Ia lebih suka mendengar dibanding bicara panjang lebar. Filosofinya sederhana: mengalir seperti air.
“Orangnya sangat humble. Selesai sidang, ditanya dah wartawan, apa sudah makan atau sudah ngopi?” kenang Kocong.
Rekan sejawatnya, Ketua Komisi I DPRD Tabanan I Gusti Nyoman Omardani menilai kinerja Made Sugiarta sudah sangat baik. Politisi PDI Perjuangan asal Kecamatan Pupuan melihat Made Sugiarta bisa memfasilitasi kebutuhan anggota DPRD Tabanan. “Bukan hanya soal administrasi. Beliau cekatan dan sigap,” ujarnya.
Omardani mengatakan, Made Sugiarta tidak segan mendatangi anggota DPRD Tabanan ke rumahnya ketika urusan di kantor dirasa tidak selesai. Terutama ketika ada persoalan yang timbul. “Di cari ke rumah, tidak segan untuk minta maaf. Mungkin karena lama di DPRD, sudah sangat menjiwai pekerjaannya,” ujarnya.
Ia berharap, pengganti Made Sugiarta di DPRD Tabanan bisa sosok yang sepadan. Karena posisi sebagai Sekretaris Dewan bukan hanya persoalan administratif. Ada banyak kepala yang memiliki kepentingan dan harus bisa dikondisikan.
Kini, Made Sugiarta akan sepenuhnya kembali ke tengah keluarga. Ia menyambut masa pensiun bukan dengan kesedihan, tapi dengan syukur. Baginya, pengabdian tidak berhenti hanya karena jabatan selesai. Teladan dan semangatnya akan terus hidup dalam kenangan rekan-rekannya.
“Rencana sich liburan sama istri,” ujar birokrat asal Desa Perean, Kecamatan Baturiti ini.
Made Sugiarta masih memiliki satu pekerjaan rumah sebagai Sekretaris Dewan (Sekwan), yakni perihal Pergantian Antar Waktu (PAW) politisi Partai Golkar I Wayan Gindera yang beberapa waktu lalu meninggal dunia.
“Proses sudah berjalan, jika bisa dilaksanakan pada Juli masih sempat (melihat). Jika lewat, ngk apa. Pokoknya kita persiapkan dengan baik dan detail lah,” ujarnya.
32 tahun bukan waktu yang singkat. Tapi bagi I Made Sugiarta, itu adalah perjalanan yang dijalani dengan ikhlas, tuntas, dan penuh tawa. “Memang kesannya ruet ketika di DPRD, apalagi soal urusan politik. Tapi, ketika dinikmati semua akan membuat happy,” ujarnya. (Ar/CB.1)