Denpasar – RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar melaksanakan kremasi terhadap jenazah terlantar yang selama ini dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaran. Proses kremasi berlangsung pada 2 hingga 3 September 2025 di Krematorium Dharma Kerthi Dalem, Kerobokan.
Sebanyak 25 jenazah akan dikremasi dalam kegiatan ini, termasuk di antaranya lima jenazah warga negara asing (WNA). Jenazah terlama tercatat tersimpan sejak tahun 2021, sementara yang terbaru merupakan jenazah yang masuk pada Juli 2025.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, menjelaskan bahwa pelaksanaan kremasi ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial sekaligus penghormatan terakhir bagi jenazah terlantar.
“Kami tidak ingin ada jenazah yang dibiarkan menumpuk tanpa kepastian. Melalui koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial dan konsulat negara asal WNA, kremasi ini dapat terlaksana dengan baik,” ungkapnya, Selasa (2/9).
Sudana menambahkan, seluruh biaya kremasi ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPA) Provinsi Bali. Sedangkan selama masa perawatan, baik saat masih menjadi pasien maupun ketika jenazah dititipkan di RS Ngoerah, total biaya yang timbul mencapai Rp 3.585.888.350. “Seluruh biaya perawatan dan penyimpanan jenazah menjadi tanggungan pihak rumah sakit,” tegasnya.
Dengan pelaksanaan kremasi ini, RS Ngoerah berharap tidak ada lagi jenazah terlantar yang menumpuk di instalasi forensik, sekaligus memberi penghormatan terakhir yang layak bagi para jenazah. (An/CB.3)