Kangin Kauh
Beranda » Dinas Malam (Part-2)

Dinas Malam (Part-2)

Poster ilustrasi. (google)

Setelah insiden “mesin ketik pangkuan”, Bu Lurah Sri makin hati-hati. Tapi bukan berarti berhenti. Dia cuma mengganti strategi.

Kini, modusnya bukan lagi lewat surat menyurat, tapi lewat lembur. “Dinas Malam,” begitu istilah kerennya. Padahal isinya… sangat tidak administratif.

Jaka, si honorer ketat, sudah curiga saat dipanggil lewat WhatsApp malam-malam.

Bu Lurah Sri: “Mas Jaka, kalau tidak sibuk… bisa bantu saya input data BLT? Tapi jangan di kantor… saya lagi di rumah. Sekalian testing aromaterapi baru, bisa bikin relax.”

Waktu menunjukkan Pukul 20.30. Jaka datang dengan laptop, niatnya profesional. Tapi begitu masuk rumah Bu Lurah, suasana berubah.

Travel Warning Australia Tak Pengaruhi Kunjungan Wisman ke Bali

Lampu temaram. Aroma kayu manis dan lavender menyengat. Lagu jazz pelan mengalun dari speaker kecil. Dan Bu Lurah keluar dari dalam kamar… bukan dengan kebaya, tapi daster tipis dan senyum yang bisa menggugurkan niat ibadah.

“Mas Jaka… bawa flashdisk?”

“Iya, Bu.”

“Yang isinya data atau… pengalaman?”

Jaka menelan ludah. Tapi tetap duduk, membuka laptop.
Bu Lurah mendekat, menaruh semangkuk jahe panas, lalu duduk di sebelah. Terlalu dekat. Bahkan tombol spasi laptop saja terasa sempit.

Tim Sar Evakuasi Korban Tenggelam di Kolam Bandar Nelayan

“Mas Jaka, coba bantu buka file yang BLT Khusus. Itu penerima dengan kategori… janda aktif.”

Jaka buka. File-nya kosong.

“Lho, Bu… ini kosong?”

“Iya. Soalnya penerimanya masih diproses. Termasuk saya… janda aktif tapi belum pernah dapat… perhatian pemerintah.”

Suasana makin panas. Tapi tiba-tiba…
Dari luar terdengar suara motor.

Sidak Penduduk Pendatang Digelar di Marga

Brum-brum-brum.
Dan… BRAAAK!

“Bu Sriii! Saya tahu kamu di dalem sama laki-laki!”
Suara cempreng itu milik Bu Neneng, istri Ketua RT, yang entah kenapa suka patroli dadakan.

“Astagaaa… Jaka, kamu sembunyi dulu di balik gorden!”

Jaka panik. Dia masuk ke balik gorden seperti maling. Bu Lurah berdiri tenang, buka pintu, dan memasang wajah manis.

“Eh, Bu RT, ada apa?”

“Tadi saya liat motor Jaka. Jangan bilang kamu ngajak dia evaluasi malam-malam!”

“Lhooo… saya ini Lurah, Bu. Evaluasi itu… bentuk pengabdian. Justru kalau malam, pikirannya lebih jernih.”

“Jernih apanya?! Aroma minyak angin sampai ke pagar! Masa BLT harus dikerjakan sambil luluran?”

Akhirnya Bu Neneng pulang, masih bersungut-sungut sambil kirim voice note ke grup Kelurahan Siaga.

Besoknya, Jaka datang ke kantor dengan wajah layu. Di meja, sudah ada memo:

“Mulai hari ini, evaluasi malam hanya dilakukan secara daring. Gunakan Zoom. Pakaian sopan wajib, kecuali jaringan putus.”

ttd, Bu Lurah

 

*Cerita ini hanya fiktif belaka dan karangan dari redaksi

Artikel Terkait

Berita Populer

#1

Liburan Usai, 37 Ribu Lebih Turis Tinggalkan Bali

#2

Tahun Ini DTW Tanah Lot Targetkan Pemasukan Hingga Rp 58 Miliar

#3

Polsek Kuta Selatan Ungkap Kasus Curanmor di Ungasan

#4

Dinas Malam (Part-2)

#5

Fraksi PDI Perjuangan Kawal Tenaga Non-ASN Pemkab Tabanan yang Tidak Lolos P3K

Follow Us

     

Bagikan