Denpasar – Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Bali, Renon, Denpasar, pada Sabtu (30/8) berakhir ricuh dan memakan korban. Polda Bali mencatat sedikitnya delapan anggota kepolisian mengalami luka-luka, termasuk dua warga sipil yang kini masih dirawat di RS Trijata Polda Bali.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, petugas yang menjadi korban luka terkena lemparan batu, bom molotov, kembang api, hingga serangan alat berbahaya lainnya dari massa aksi. Bahkan sebuah mobil dinas Randis PHH Polri dirusak massa dan dijarah isinya.
“Akibat dari aksi anarkis tersebut delapan anggota kami terluka, dua warga sipil juga masih menjalani perawatan. Kami sangat menyesalkan tindakan brutal yang membahayakan petugas dan masyarakat,” tegas Ariasandy dalam keterangan tertulis pada Minggu (31/8).
Kericuhan berlangsung sejak Pukul 11.00 WITA hingga subuh sekitar Pukul 05.00 WITA. Aparat akhirnya mengamankan 138 orang peserta aksi, yang sebagian besar diketahui merupakan pendatang dari luar Bali.
Meski sempat terjadi kericuhan, Ariasandy memastikan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Bali tetap terkendali. “Kami tegaskan situasi Bali aman dan kondusif. Masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa, namun tetap waspada terhadap ajakan provokatif yang beredar di media sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan, keamanan Bali sangat vital mengingat hampir 70 persen masyarakat hidup dari sektor pariwisata. “Kalau keamanan terganggu, otomatis akan berdampak pada kunjungan wisatawan. Karena itu mari bersama-sama menjaga Bali tetap ajeg, aman, dan damai,” tutupnya. (An/CB.3)