Tabanan – Sebagai obyek wisata yang menawarkan panorama alam, Jatiluwih menjadi primadona bagi wisatawan asal Eropa, khususnya Perancis. Selanjutnya disusul oleh Jerman dan Spanyol. Manajer Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih I Ketut Purna berharap trend ini bisa terus bertahan.
“Mungkin karena kantor pusat UNESCO berada di Perancis, sehingga secara langsung memberikan dampak dengan masuknya Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia,” ujarnya Jumat, (4/4).

Wisatawan menjelajah jalur tracking di Jatiluwih.
Pria yang akrab disama Jhon ini menyebutkan, rata-rata kunjungan wisatawan Perancis mencapai 350 orang setiap harinya. Jerman sekitar 250 orang dan asal Spanyol sekitar 200 orang.
“Jatiluwih dari dulu memang lebih banyak didatangi wisatawan asal Eropa,” ujarnya.
Cuman, pada libur Nyepi, Lebaran dan cuti bersama kunjungan wisatawan domestik ke Jatiluwih mengalami peningkatan yang signifikan. Apalagi sehari setelah Nyepi. Data yang diperoleh dari manajemen Jatiluwih, pada Minggu, 30 Maret 2025 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai angka 1.800 lebih.

Suasana kunjungan wisatawan di Jatiluwih pada Jumat, (4/4).
“Mungkin wisatawan domestik yang menginap di Bali saat Nyepi, esoknya langsung liburan,” ujarnya.
Jhon memperkirakan, saat libur Lebaran dan cuti bersama ini kunjungan wisatawan domestik mencapai angka sekitar 60 persen, sisanya wisatawan asing. “Mungkin nanti bisa berubah, apalagi sekarang memang low sesason untuk wisatawan mancanegara,” ujarnya. (Ar/CB.1)