Bangli – Program Magister Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (MPWD) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar terus berkomitmen mendorong pengembangan potensi desa di Bali. Melalui kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) multi-tahun yang dibiayai hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek Tahun 2025, tim pengabdian hadir di Desa Batukaang, Kintamani, Bangli, dengan misi mewujudkan Wisata Desa Berbasis Agro Edu Heritage.
Program ini melibatkan Kelompok Ternak Luwak dan Pokdarwis Desa Batukaang. Fokus utamanya adalah meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal, sekaligus mendukung agenda pemerintah tentang ekonomi hijau (green economy) dan pariwisata berkelanjutan.
Kegiatan PDB ini diketuai oleh Dr. Eng. I GD Yudha Partama, S.Si, M.Si dengan anggota tim Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si, Dr. Eng. Putu Edi Yastika, S.Si, M.Eng, M.Si, dan Dr. Gusti Ngurah Yoga Semadi, S.Ag, M.Si. Empat mahasiswa lintas program studi juga dilibatkan dalam rangka program Proyek Desa.

Salah satu kegiatan pemberdayaan desa binaan di Desa Batukaang, Kintamani, Bangli. (ist)
Pada tahun ketiga, fokus kegiatan diarahkan pada pengembangan agro-eduwisata kopi luwak melalui berbagai inovasi dan pendampingan. Aktivitas yang dilaksanakan mencakup pembangunan fasilitas glamping untuk mendukung wisata berbasis alam, pengembangan sistem e-ticketing agar layanan wisata lebih modern, serta pembuatan jalur edutrail yang menghubungkan area perkebunan kopi dengan titik-titik edukasi.
“Tim juga menyediakan peralatan pengolahan kopi luwak dan memasang papan informasi mengenai proses produksi serta keunikan ekosistem desa,” ujar Dr. Eng. I GD Yudha Partama, S.Si, M.Si.
Selain itu, masyarakat mendapat pelatihan intensif mulai dari pembuatan pupuk organik berbahan limbah kulit kopi dan kotoran luwak, hingga pengolahan kopi luwak dari tahap roasting sampai siap dinikmati.
“Program ini turut memperkenalkan teknologi pengering biji kopi berbasis sinar matahari (solar dryer) dengan sistem IoT yang dilengkapi sensor otomatis dan kipas pemanas, sehingga kualitas biji kopi lebih terjaga,” ujarnya.
Untuk memperkuat daya saing pariwisata desa, anggota Pokdarwis juga dibekali dengan pelatihan digital marketing dan manajemen pariwisata, agar mampu memasarkan potensi Desa Batukaang secara lebih luas, profesional, dan berkelanjutan. Perbekel Desa Batukaang I Made Paing mengapresiasi inisiatif Unmas Denpasar.
“Program ini memberikan manfaat nyata, dari peningkatan kapasitas masyarakat, pemanfaatan limbah kopi, hingga persiapan sarana wisata edukasi. Kami berharap Batukaang bisa dikenal lebih luas sebagai destinasi unggulan kopi luwak di Kintamani,” ujarnya.
Melalui sinergi akademisi, masyarakat, dan pemerintah desa, program PDB MPWD Unmas Denpasar diharapkan mampu memperkuat branding kopi luwak Batukaang sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Desa Batukaang ditargetkan menjadi model pengembangan wisata berbasis Agro Edu Heritage di Bali. (Ar/CB.1)