Tabanan – Konflik bersenjata yang terjadi antara Thailand dan Kamboja ternyata berdampak positif terhadap lonjakan jumlah wisatawan asal Thailand yang berlibur ke Bali, khususnya ke kawasan objek wisata Daetah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih.
Berdasarkan data kunjungan Juli 2025, terjadi peningkatan kunjungan hingga 100 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Manajer DTW Jatiluwih, Jhon Ketut Purna pada Rabu (6/8) mengungkapkan bahwa rata-rata jumlah wisatawan asal Thailand yang berkunjung per hari mencapai 150 orang. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan sebelum terjadinya konflik antara dua negara di Asia Tenggara tersebut.
“Perang yang masih berlangsung antara Thailand dan Kamboja berdampak pada pergeseran tujuan wisata warga Thailand. Banyak dari mereka memilih Bali sebagai destinasi aman dan menarik,” ujar Ketut Purna.
Selain wisatawan asal Thailand, ia juga mencatat adanya peningkatan kunjungan dari wisatawan Eropa. Rata-rata setiap hari, sekitar 1.500 wisatawan Eropa menikmati keindahan alam sawah berundak di Jatiluwih.
DTW Jatiluwih sendiri merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Bali yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Kawasan ini terkenal dengan panorama hamparan sawah berundak (subak) yang masih alami dan dikelola secara tradisional. Jatiluwih telah diakui UNESCO sebagai bagian dari Warisan Budaya Dunia sejak tahun 2012 karena sistem irigasi subaknya yang mencerminkan filosofi Tri Hita Karana harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Dengan lanskap pegunungan yang sejuk serta nilai budaya tinggi, Jatiluwih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana Bali yang otentik dan jauh dari hiruk pikuk pariwisata massal. (Pan/CB.2)