Budaya
Beranda » Kerjasama SD Muhammadiyah 3 dan SMA Muhammadiyah 1 Denpasar dalam Jejaring Sekolah Sirkular Bersama PSPD UGM Jogjakarta.

Kerjasama SD Muhammadiyah 3 dan SMA Muhammadiyah 1 Denpasar dalam Jejaring Sekolah Sirkular Bersama PSPD UGM Jogjakarta.

Simposium PPSD UGM bersama Jejaring Sekolah Sirkular di berbagai daerah di Indonesia. (ist)

Denpasar – PPSD UGM bersama Jejaring Sekolah Sirkular di berbagai daerah di Indonesia menggelar Simposium dengan tema Transformasi Sekolah Menuju Ekonomi Sirkular pada Sabtu, 26 April 2025 di Kampus Fisipol UGM Jogjakarta.

Acara yang menghadirkan para narasumber lintas sektor ini menyoroti peluang, tantangan, dan strategi mewujudkan sekolah sirkular di Indonesia. Sekolah sirkular adalah konsep sekolah yang mengintegrasikan prinsip circular economy atau ekonomi sirkular ke dalam seluruh aktivitasnya, baik dalam manajemen lingkungan, pembelajaran, maupun budaya sekolah.

Tujuan utamanya adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan, hemat sumber daya, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. SD Muhammadiyah 3 dan SMA Muhammadiyah 1 Denpasar merupakan sekolah sirkular yang masuk dalam jejaring Circular School Partnership Program PPSD UGM Jogjakarta.

Simposium PPSD UGM bersama Jejaring Sekolah Sirkular di berbagai daerah di Indonesia. (ist)

Simposium sekolah sirkular ini dibuka dengan paparan dari Arif Jamali Muis, M.Pd., Staf Khusus Menteri Pendidikan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam paparannya beliau menekankan pentingnya membaca peluang pengembangan sekolah sirkular sebagai bagian dari transformasi pendidikan yang berkelanjutan.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) KLHK, Ir. Ary Sudjianto, MSE., menggarisbawahi peran sekolah sebagai agen perubahan dalam menekan dampak perubahan iklim melalui kebijakan hijau yang terintegrasi sejak dini.

Tradisi Meboros Desa Busungbiu, Buleleng

Dihadiri tidak hanya dari Pemerintahan, Yosef Adhitya Duta Dewangga, Direktur PT INASTEK, memaparkan berbagai model kemitraan sekolah yang dapat dijalin antara dunia industri dan sekolah.

“Sekolah bisa menjadi laboratorium mini bagi praktik ekonomi sirkular yang aplikatif, jika kemitraan dengan sektor swasta dilakukan secara strategis dan saling menguntungkan,” jelasnya.

Firdaus Aulia Rahman dari Noovoleum turut berbagi pengalaman dari sisi praktisi dalam menjalin kolaborasi yang konkret bersama sekolah. Ia menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan pemetaan kebutuhan agar kerja sama berjalan efektif.

Ir. Anna Maria Sri Asih, ST, MM, M.Sc., Ph.D, IPU, ASEAN Eng., Dosen Teknik Industri UGM, menekankan bahwa tantangan utama dalam implementasi sekolah sirkular bukan pada teknologi, tetapi pada perubahan mindset.

“Kesadaran ekologis harus ditanamkan dengan pendekatan transformatif, terutama bagi guru dan kepala sekolah,” katanya.

Suarakan Gerakan Dari Desa untuk Generasi Muda Masa Depan Menghadapi Realitas Sosial

Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah yang turut hadir dalam diskusi menyampaikan bahwa penguatan kurikulum Dikdasmen perlu diarahkan untuk mendukung penciptaan sekolah hijau, sejalan dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Nur Azizah, M.Sc., Ph.D. menghasilkan sejumlah kesimpulan penting, diantaranya bahwa Pemimpin yang kuat dan kolaborasi multipihak, termasuk orang tua dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan sekolah sirkular.

Program yang dicanangkan ini harus menjauh dari jebakan administratif dan lebih menekankan pada perubahan nyata di lapangan., yang diperlukan adalah roadmap pengembangan yang sesuai dengan tipologi sekolah serta mencakup target jangka pendek, menengah, dan panjang. Serta Kolaborasi strategis bisa diarahkan melalui pendekatan ke pemerintah daerah serta kerja sama dengan akademisi, seperti keterbukaan UGM untuk berkolaborasi.

Acara juga symposium ini menjadi momentum penting dengan dilaksanakannya pengukuhan pengurus Circular School Program Partnership (CSPP). Dalam kepengurusan baru tersebut, Emma Rosada, M.Pd Kepala SD Muhammadiyah 3 Denpasar didapuk sebagai Sekretaris, sementara Imam Muhtaram, S,Pd. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, dipercaya untuk memegang bidang data dan dokumentasi.

Seminar ini menjadi titik terang bagi masa depan pendidikan yang berkelanjutan di Indonesia, dengan harapan sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat perubahan menuju masyarakat yang lebih ramah lingkungan dan berdaya secara ekonomi. (*)

Bali pada persimpangan budaya. Bunuh diri hingga mahalnya harga buah kelapa

Berita Populer

#1

Liburan Usai, 37 Ribu Lebih Turis Tinggalkan Bali

#2

Tahun Ini DTW Tanah Lot Targetkan Pemasukan Hingga Rp 58 Miliar

#3

Tim SAR Gabungan Evakuasi Jenazah Dari Bawah Tebing Uluwatu, Diduga WNA

#4

Sempat Viral, Pelaku Penganiayaan di Denpasar Selatan Ditangkap

#5

Bawaslu Tabanan Apresiasi Jajaran Ad Hoc: Terimakasih Panwascam, PKD Hingga Pengawas TPS

Follow Us

     

Bagikan