Denpasar – Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Bali menggelar bincang santai sekaligus buka bersama Ramadan 1446 Hijriah, di aula Wistara Family Café, jalan Mahendradatta Denpasar pada Sabtu, (22/3).
Mengusung tema, “Memetik Hikmah Ramadan Ditengah Efisiensi” bincang santai sekaligus buka bersama ini dihadiri oleh para alumni utusan Majelis Daerah se-Bali dan para kader HMI se-Bali.
Hadir selaku panelis sesepuh KAHMI mantan Ketua MUI Bali KH Taufik Asy’adi, dr. Zakaria Adam selaku Dewan Penasihat KAHMI Bali, Hary Sumarno Ketua Dewan Pakar MW KAHMI Bali, Muhammad Ridwan Koorpres MW KAHMI Bali dan Ni Ketut Ariani selaku Ketua Divisi Pengawasan Bawaslu Bali.
Sejumlah isu krusial mengemuka di bincang santai dalam baliutan silahturaHMI tersebut. Di antaranya agar KAHMI Bali ikut mendorong segera terwujudnya tempat ibadah di kampus Jimbaran Universitas Udayana, krisis guru agama Islam di sekolah negeri semua jenjang dan kebijakan dispensai terkait shalat Jumat bagi pelajar muslim.
“KAHMI Bali harus ikut mendorong terwujudnya tempat ibadah di kampus Unud Jimbaran dengan segala sumber daya yang dimiliki,” imbau dokter Zakaria Adam yang akrab disapa Bang Jack, ini.
Misalnya melakukan pendekatan intensif dengan Gubernur Bali Wayan Koster dan pihak rektorat serta Kementerian terkait di pusat.
Untuk di Undiksha Singaraja, Ridwan menimpali bahwa terealisasinya tempat ibadah di kampus negeri Bali Utara ini tak lepas dari skema pendekatan tersebut.
”Untuk di Undiksha Singaraja Alhamdulillah sudah terealisasi beberapa tahun terakhir ini dan itu tak lepas dari skema pendekatan dan kerjasama yang baik antara PMM Al Hikmah, HMI Cabang Singaja dan PMII Singaraja dengan potensi resourcesnya yang besar,” ungkap Ridwan.
Tak kalah menarik pembahasan mengenai realisasi pengadaan Sekretariat Bersama (Sekber) KAHMI – HMI, Forhati – Kohati baik di Denpasar maupun di Singaraja Bali.
“Soal pengadaan sekretariat permanen KAHMI – HMI ini sudah lama direncanakan, ikhtiar telah dilakukan dengan membentuk Yayasan Insan Cita, namun dana yang terhimpun dari donasi internal belum cukup untuk membeli lahan dan membangun gedungnya” kata Ridwan.
Untuk itu, Hary Sumarno selaku Dewan Pakar meminta Presidium MW KAHMI Bali untuk segera menghimpun dana di dua klaster yang sudah berjalan.
“Penghimpunan dana dengan nama Rumah Insan Cita Bali (RICB) di klaster Bali yang sudah terhimpun yang saya tahu sudah puluhan juta, demikian pula yang di klaster Surabaya, saran saya dana tersebut dipindahkan ke rekening MW KAHMI Bali agar tidak mubazir,” saran Hary Sumarno.
Selain itu, MW dan MD KAHMI se Bali juga diminta untuk mengawal realisasi program kaderisasi HMI – Kohati dengan LK 2 dan LKK yang diproyeksi terealisasi tahun 2025 ini baik di HMI Cabang Denpasar dan Singaraja.
Menariknya, dalam bincang santai yang dipandu Sekum MW KAHMI Bali, Muammar Khadafi ini juga menghadirkan panelis eksternal.
Yakni, Ketut Ariani selaku Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat (P2H) Bawaslu Bali, Ketut Ariyani menegaskan, meski negara tengah melakukan efisiensi namun silaturahmi dan persaudaraan tak mengenal efisiensi.
“Meski kondisi saat ini sedang efisiensi, tapi silaturahmi dan persaudaraan tak kenal efisiensi,” ujar Ketut Ariani, disambut tepuk tangan hadirin.
Dia juga mengapresiasi KAHMI Bali yang mengundang dirinya hadir membersamai dalam keberagaman sebagai hikmah ramadan.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi warga KAHMI se Bali telah ikut menyukseskan terselenggaranya Pileg, Pilpres dan Pilkada Serentak 2024 lalu.
”Bahwa kebersamaan masyarakat dan sinergi antarlembaga tetap menjadi kunci sukses dalam pengawasan Pemilu yang lalu,” pungkas Ariani.
Bincang santai ditutup dengan tausiyah yang disampaikan DR. Masruhan dirangkai doa dan dilanjut buka puasa bersama. (An/CB.3)
