Buleleng – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali bersama Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan CV Bali Harmoni (Bali Zoo) melepasliarkan 12 ekor Rusa Timor (Rusa timorensis) di kawasan TNBB, Rabu (6/8). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya penyelamatan satwa liar dilindungi dan rangkaian “Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025”.
Sebanyak enam ekor jantan dan enam ekor betina yang dilepasliarkan merupakan hasil pengembangbiakan Bali Zoo. Sebelum kembali ke alam, seluruh satwa telah melalui masa habituasi dan pemantauan kesehatan oleh dokter hewan BKSDA Bali dan Bali Zoo.
Pemindahan dilakukan sejak 30 Juli 2025 dan dipantau oleh tim gabungan dari BKSDA Bali, Balai TNBB, dan Tim Ranger Konservasi Plataran L’Harmonie.
Kepala Balai TNBB, Nuryadi, mengatakan pelepasliaran ini bukan hanya menyelamatkan kehidupan liar, tetapi juga memperkaya ekosistem melalui “fresh blood” bagi populasi rusa timor di TNBB.
“Kami menyambut kegiatan ini dengan penuh dukungan dan tangan terbuka, sebagai wujud nyata komitmen menjaga napas kehidupan alam tetap lestari,” ujarnya.
Representative Owner Bali Zoo, Sang Putu Eka Pratama, menegaskan komitmen lembaganya untuk tidak hanya menjaga satwa di lingkungan konservasi, tetapi juga mengembalikannya ke alam dalam kondisi sehat dan mandiri. “Pelepasliaran ini membantu memulihkan keseimbangan ekosistem alam liar Indonesia,” kata Eka.
Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menyebut kegiatan ini sebagai bukti bahwa dunia konservasi membutuhkan tangan yang merawat dan hati yang rela. “Hari ini, 12 ekor rusa timor pulang dengan kehangatan,” ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, I Gede Putra Aryana, menyatakan dukungan penuh masyarakat dan akan menindak tegas pelanggaran terhadap penyelamatan satwa. Sementara itu, Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, mengajak semua pihak taat aturan dan berkontribusi dalam konservasi alam.
Menurut Kepala Subdirektorat Pengawetan Spesies dan Genetik, Budi Mulyanto, langkah ini selaras dengan strategi nasional keanekaragaman hayati dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP). Ia menegaskan, integrasi program ex-situ dan in-situ penting untuk memperkuat populasi satwa prioritas.
BKSDA Bali berharap sinergi berbagai pihak dapat menjadi inspirasi dan edukasi bagi masyarakat untuk menjaga kelestarian alam secara berkelanjutan. (An/CB.3)