Tabanan – Dalam upaya menekan aksi premanisme yang meresahkan masyarakat, Polres Tabanan meluncurkan operasi penertiban bertajuk Operasi Subuh. Kegiatan ini difokuskan pada jam-jam rawan kriminalitas, yakni antara Pukul 03.00 WITA hingga Pukul 06.00 WITA, dengan sasaran utama lokasi-lokasi keramaian di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan.
Kapolres Tabanan, AKBP Chandra Citra Kesuma menjelaskan bahwa Operasi Subuh merupakan langkah strategis untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, terutama di 10 kecamatan yang berada dalam wilayah hukum Polres Tabanan.
“Sasaran utama operasi ini adalah tempat-tempat keramaian yang rawan menjadi lokasi perkelahian, pemerasan, dan tindakan premanisme oleh oknum yang mengatasnamakan ormas,” ujar AKBP Chandra saat memberikan keterangan di Mapolres Tabanan, Jumat (25/5).
Selain patroli dini hari, pihak kepolisian juga menggandeng Pemerintah Kabupaten Tabanan dan para pecalang untuk melakukan sidak rutin di rumah-rumah kos. Tujuannya adalah menertibkan para pendatang yang tidak memiliki identitas lengkap maupun kejelasan tujuan tinggal di Bali. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari pengawasan ketat terhadap potensi gangguan keamanan di wilayah Tabanan.
Sebelumnya, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. menyatakan dukungan penuh terhadap operasi yang dilakukan kepolisian. Ia juga menekankan pentingnya peran pecalang dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Pecalang harus menjadi garda terdepan dalam melindungi krama Bali, khususnya di Tabanan, dari berbagai bentuk ancaman dan intimidasi, termasuk yang dilakukan oleh oknum ormas berkedok preman,” tegas Sanjaya.
Sebagai informasi, deklarasi telah dilaksanakan di tingkat provinsi oleh sekitar 13 ribu pecalang dari 1.500 desa adat se-Bali. Mereka menyatakan sikap menolak keras keberadaan premanisme yang bersembunyi di balik nama organisasi kemasyarakatan. Deklarasi itu disampaikan dalam Gelar Agung Pecalang Bali di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Sabtu (17/5) lalu. (Pan/CB.2)