Pariwisata
Beranda » Tak Terpengaruh Isu Sepi Turis, DTW Ulun Danu Beratan Alami Lonjakan Kunjungan

Tak Terpengaruh Isu Sepi Turis, DTW Ulun Danu Beratan Alami Lonjakan Kunjungan

Rombongan wisatawan domestik berkunjung ke DTW Ulun Danu Beratan.

Tabanan – Di tengah isu Bali sepi wisatawan, kunjungan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, justru mengalami lonjakan selama momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai rata-rata 1.900 orang per-hari.

Humas DTW Ulun Danu Beratan I Made Sukarata mengatakan, angka tersebut meningkat dibandingkan hari biasa sebelum libur Nataru yang berkisar 1.100 kunjungan per hari. Tren peningkatan ini tercatat sejak empat hari terakhir.

“Sebelum libur Nataru, jumlah kunjungan berada di kisaran 1.100 orang per hari. Saat libur Nataru ini meningkat hingga 1.900 orang per hari,” ujar Sukarata pada Rabu (24/12).

Ia menjelaskan, wisatawan mancanegara yang datang didominasi turis asal India dan Eropa. Sementara wisatawan domestik sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pengelola memprediksi puncak kunjungan wisatawan akan terjadi pada 3 Januari 2026.

Untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan, pengelola DTW Ulun Danu Beratan menambah fasilitas pendukung berupa area parkir baru seluas sekitar 30 are yang berlokasi di belakang Kantor Desa Candikuning.

Gubernur Koster Cek Situasi Bandara Ngurah Rai, Tepis Isu Bali Sepi. Meningkat 600 Ribu Orang

“Penambahan area parkir ini kami siapkan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke DTW Ulun Danu Beratan,” jelasnya.

Selain penambahan fasilitas parkir, pengelola juga menyediakan lapak open house bagi sopir dan pemandu wisata. Fasilitas ini memungkinkan mereka menikmati makanan dan minuman sambil menunggu wisatawan yang diantar.

Tak hanya itu, pengelola turut menyuguhkan hiburan pentas budaya berupa tari-tarian yang melibatkan warga dari 20 banjar adat di Desa Candikuning. Pentas budaya tersebut digelar mulai 20 Desember 2025 hingga 4 Februari 2026.

“Setiap banjar adat menampilkan tarian maskot hasil kreasi masing-masing dengan mengangkat kearifan lokal setempat. Ini menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan yang datang,” pungkas Sukarata. (Pan/CB.2)

UHN Sugriwa Kukuhkan Empat Guru Besar

Bagikan