Denpasar – Guru Besar Universitas Udayana (Unud) sekaligus pakar energy Prof. Dr. Ida Ayu Dwi Giriantari menegaskan, proyek Terminal Khusus (Tersus) LNG di Bali bukan ancaman, melainkan solusi energi bersih yang akan membawa manfaat besar bagi masa depan Pulau Dewata.
Ia menilai penolakan sebagian masyarakat terhadap proyek ini justru mengabaikan peluang transisi energi Bali menuju kemandirian dan keberlanjutan.
Menurut Prof. Giriantari, penempatan Tersus LNG sejauh 3,5 kilometer dari garis pantai sudah mengikuti rekomendasi resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada 2023 serta Kementerian Lingkungan Hidup pada 2025.
“Kalau sudah sesuai rekomendasi otoritas, seharusnya tidak ada masalah. Justru ini peluang besar bagi Bali untuk masuk ke era energi bersih,” tegasnya beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, proyek LNG telah dikaji dan dianggap ideal karena tidak mengganggu jalur pelayaran maupun pemukiman warga. Lebih dari itu, manfaat jangka panjangnya sangat luas, mulai dari peningkatan kualitas udara, memperkuat citra pariwisata hijau, hingga penghematan anggaran kesehatan.
“Kita bicara masa depan. Keuntungan jangka panjang luar biasa, dan LNG ini bagian dari peta jalan transisi energi menuju Net Zero Emission 2045,” ujarnya.
Prof. Giriantari berharap, masyarakat tidak terjebak pada pandangan jangka pendek bahwa investasi energi hanya menguntungkan investor. Menurutnya, kehadiran LNG justru memastikan kemandirian energi dan stabilitas pasokan listrik bagi Bali. (An/CB.3)