Tabanan – Kemacetan parah terjadi di jalur utama Bajera, Kabupaten Tabanan, akibat jebolnya badan jalan. Pengguna jalan diminta untuk mematuhi arahan petugas guna mencegah kemacetan lebih parah. Ketua Komisi I DPRD Tabanan, I Gusti Nyoman Omardani, menyoroti dampak besar dari kerusakan tersebut. Ia menyampaikan, waktu tempuh yang biasanya hanya satu jam kini melonjak drastis.
“Tadi pagi sampai tiga jam saat berangkat. Saat pulang, butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit. Ini jelas mengganggu aktivitas masyarakat,” ungkapnya Kamis, (10/7).
Politisi PDI Perjuangan asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan ini meminta masyarakat, terutama pengemudi kendaraan besar, untuk mematuhi arahan rekayasa lalu lintas dari petugas di lapangan.
“Kalau tidak tertib, macetnya bisa makin parah. Kami harap pengguna jalan bisa bersabar dan ikuti pengalihan arus yang diarahkan, termasuk mempertimbangkan jalur alternatif lewat Singaraja,” imbuhnya.
Ia juga mendorong instansi terkait agar segera menangani kerusakan jalan yang menjadi penyebab utama kemacetan. “Ini jalur vital, penghubung logistik dan mobilitas masyarakat Bali barat dan wilayah timur, termasuk arah ke NTT. Perlu respons cepat agar tidak berlarut,” tegasnya.
Pengerjaan perbaikan jalan jebol saat ini telah berlangsung secara intensif dengan melibatkan tim dari Balai Jalan Nasional dan kontraktor pelaksana.
Pekerjaan dilakukan selama 24 jam dalam dua shift, dengan pengerahan alat berat dan pemasangan box culvert untuk memperkuat struktur tanah di atas aliran air.
Kerusakan jalan ini disebabkan oleh gorong-gorong tua yang ambles hingga kedalaman tujuh hingga delapan meter. Gorong-gorong tersebut tersumbat oleh reruntuhan sehingga menyebabkan tanah di atasnya amblas. Gubernur Bali, Wayan Koster, telah turun langsung meninjau lokasi dan menargetkan perbaikan selesai dalam waktu dua hingga tiga minggu, meskipun secara teknis perkiraan awalnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
Petugas juga memberlakukan pengalihan lalu lintas untuk mengurai kemacetan. Kendaraan besar dialihkan melalui jalur Singaraja, sementara kendaraan kecil dan sepeda motor diarahkan melewati jalur selatan melalui wilayah Antosari. Namun, kondisi jalur alternatif pun mulai padat akibat volume kendaraan yang tinggi serta parkir sembarangan.
Dengan situasi ini, masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti instruksi petugas dan merencanakan perjalanan secara lebih bijak. Kesabaran dan kepatuhan pengguna jalan menjadi kunci agar tidak terjadi kemacetan yang lebih luas, sambil menunggu perbaikan selesai sepenuhnya. (Ar/CB.1)